Anak ini tampan sekali. Ia tampak sehat dibandingkan
teman-temannya yang lain. Hanya saja, ukuran mata kirinya lebih kecil daripada
mata kanannya. Kuperhatikan juga ukuran kakinya kecil dan tertekuk. “Ucup
sakit apa dan ditemukan di mana, Mbak?” tanyaku.
Mbak Dumi menghela napas mengajakku meninggalkan Ucup. “Takut
Ucup dengar, nanti dia sedih.” Aku menurut saja. “Di pemakaman, Mbak. Selama
tiga hari, bayi Ucup ada di pemakaman. Mbak lihat mata yang satunya lebih
kecil?” Ia berhenti sejenak. Melempar pandang ke arah Ucup dan kemudian
memandangku. “Itu karena matanya dikerumuni semut saat di pemakaman.” “Allah!”
jeritku tertahan.
Kembali mataku menggenang. Mbak Dumi menghapus setetes air mata
di sudut matanya. Ia kembali mengajakku ke tempat tidur berikutnya. Pikiranku
ini masih tak bisa menerima, bagaimana bisa seorang ibu membuang anaknya di
pemakaman?
Itulah sepenggal kisah
nyata menawan yang ditulis Oki Setiana Dewi di buku ini. Ada banyak kisah
lain tentang kesungguhan berbuat, ketulusan cinta, dan harapan untuk meraih
impian, yang dituturkan dengan sangat jujur dan terbuka. Melalui buku ini, kita
semua diajak untuk bisa menyikapi setiap peristiwa hidup dengan penuh kearifan
dan pembelajaran.
“Oki bertutur secara
lugas dan jujur mengenai warna-warni yang terjadi dalam kehidupannya.
Sama sekali tidak menggurui dan sangat memotivasi! Congratz, ya,
OSD.”
Sumber
: http://publishing.mizan.com/index.php?fuseaction=buku_full&id=6060
0 Response to "Sejuta Pelangi : Pernik Cinta Oki Setiana Dewi"
Posting Komentar